Sabtu, 14 Desember 2013

RESENSI NOVEL


Hai, kawan....mungkin kalian udah ga asing dengan istilah resensi.
Postingan kali ini akan membahas tentang Resensi.

Resensi  adalah ulasan atau penilaian mengenai suatu karya, baik itu buku, film, novel, cerpen, atau karya lain.
Prinsip-prinsip Penulisan Resensi:
1.     Judul resensi
2.     Identitas karya
- Judul buku
- Pengarang
-Penerbit
- Terbit
- Tebal
3.     Paragraf pendahuluan
Amanat dalam cerita
4.     Keunggulan
5.     Kelemahan
6.     Kepengarangan
7.     Sinopsis
8.     Ajakan untuk menikmati karya
9.     Nama penulis resensi


 Ini salah satu contoh resensi novel:


  
Kekuatan Mimpi Pemuda Belitong

Judul Novel          : Sang Pemimpi
Penulis        : Andrea Hirata
Penerbit      : PT. Bentang Pustaka
Cetakan      : Cetakan kedua puluh empat, November 2008
Terbit                    : November 2008
Tebal Buku : x + 292 halaman

“ Kita tak’kan pernah mendahului nasib! “ teriak Arai. “ Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajah Eropa sampai Afrika! Apapun yang terjadi.” Itulah sepenggal kalimat yang kita temui dalam novel “Sang Pemimpi” ini. Kalimat itu seakan - akan memotivasi kita untuk tidak menyerah menggapai mimpi, meskipun  kenyataannya mimpi itu mustahil. Jadi, tetaplah berjuang menggapai mimpi sebab dari mimpilah, kita akan meraih sebuah kesuksesan.
Sangat inspiratif! Begitulah kesan yang ditorehkan Andrea Hirata dalam novel keduanya ini, setelah novel ”Laskar Pelangi”. Andrea Hirata memang piawai dalam hal sastra, terlihat dari gaya bahasa dan alur yang dikemas begitu apik. Banyak pula istilah-istilah berbahasa Melayu di novel ini, namun setelah itu ada penjelasan dari istilah tersebut, sehingga pembaca juga bertambah wawasannya. Sehingga bisa dikatakan Novel “Sang Pemimpi“ ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan bahasa.
Selain itu, alur yang dibuat maju mundur membuat pembaca penasaran dengan kejutan – kejutan, kejadian, dan suasana di setiap mozaiknya. Kemampuan Andrea dalam mendeskripsikan suasana di Pulau Belitong yang terkesan pedalaman juga membuat pembaca terlarut dalam jalan ceritanya. Jalan cerita yang mampu menghipnotis pembaca agar ikut dalam mimpi para pemuda Belitong ini. Selain itu, kelebihan lain di novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter – karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
Novel “Sang Pemimpi” adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat anda percaya pada tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, dan terlebih percaya pada Tuhan. Dimulai dari kisah kehidupan tiga pemuda Belitong, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang punya impian kuliah di Perancis, menginjakkan kaki di altar suci Almamater Sorbonne dan mengelilingi Eropa hingga Afrika. Mereka menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main. Mereka tinggal mandiri di los sewaan di Magai, dengan bekerja sebagai kuli ngambat agar tetap hidup sambil belajar.
Ikal sempat pesimis ketika menyadari realita kehidupannya kini sangat mustahil jika dia mampu kuliah di Perancis.  Namun Arai tetap mengalirkan kata – kata motivasi pada Ikal. “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati… Mungkin setelah tamat SMA kita hanya mendulang timah atau kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib.”. (Hal.153) Benar saja yang dikatakan Arai. Walaupun banyak rintangan seperti harus merantau ke Pulau Jawa dan luntang-lantung di Bogor, pada akhirnya Ikal dan Arai bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi di Universite’ de Paris, Sorbonne, Perancis.
Andrea Hirata lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya Ekonomi, ia amat menggemari sains-fisika, kimia, biologi, astronomi, dan tentu saja sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah novel – novel best seller “Laskar Pelangi” dan “Sang Pemimpi”. Andrea lebih mengindentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di KyeGompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite’ de Paris Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi  pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung. Hobinya naik komidi putar. Kini Andrea bekerja di PT. Telkom.
Memang sulit untuk menemukan kelemahan dalam sebuah novel best seller. Namun, sampul depan novel “Sang Pemimpi” ini kurang menarik dan kurang menggambarkan bagian dalam atau ceritanya. Selain itu lembaran – lembaran kertas juga mudah terlepas mungkin karena kurang kuatnya jilidan novel ini.
Meskipun demikian, novel “Sang Pemimpi” ini tetap layak dibaca. Jadi kawan-kawan semua baik yang gemar membaca novel ataupun tidak, dirasa sangat perlu untuk menikmati karya Andrea Hirata yang satu ini, sebab dari novel ini kita akan mendapat inspirasi dan motivasi  untuk melangkah demi meraih kesuksesan.

  Brigita Riesty Anggraini


RESENSI NOVEL


Hai, kawan....mungkin kalian udah ga asing dengan istilah resensi.
Postingan kali ini akan membahas tentang Resensi.

Resensi  adalah ulasan atau penilaian mengenai suatu karya, baik itu buku, film, novel, cerpen, atau karya lain.
Prinsip-prinsip Penulisan Resensi:
1.     Judul resensi
2.     Identitas karya
- Judul buku
- Pengarang
-Penerbit
- Terbit
- Tebal
3.     Paragraf pendahuluan
Amanat dalam cerita
4.     Keunggulan
5.     Kelemahan
6.     Kepengarangan
7.     Sinopsis
8.     Ajakan untuk menikmati karya
9.     Nama penulis resensi


 Ini salah satu contoh resensi novel:


  
Kekuatan Mimpi Pemuda Belitong

Judul Novel          : Sang Pemimpi
Penulis        : Andrea Hirata
Penerbit      : PT. Bentang Pustaka
Cetakan      : Cetakan kedua puluh empat, November 2008
Terbit                    : November 2008
Tebal Buku : x + 292 halaman

“ Kita tak’kan pernah mendahului nasib! “ teriak Arai. “ Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajah Eropa sampai Afrika! Apapun yang terjadi.” Itulah sepenggal kalimat yang kita temui dalam novel “Sang Pemimpi” ini. Kalimat itu seakan - akan memotivasi kita untuk tidak menyerah menggapai mimpi, meskipun  kenyataannya mimpi itu mustahil. Jadi, tetaplah berjuang menggapai mimpi sebab dari mimpilah, kita akan meraih sebuah kesuksesan.
Sangat inspiratif! Begitulah kesan yang ditorehkan Andrea Hirata dalam novel keduanya ini, setelah novel ”Laskar Pelangi”. Andrea Hirata memang piawai dalam hal sastra, terlihat dari gaya bahasa dan alur yang dikemas begitu apik. Banyak pula istilah-istilah berbahasa Melayu di novel ini, namun setelah itu ada penjelasan dari istilah tersebut, sehingga pembaca juga bertambah wawasannya. Sehingga bisa dikatakan Novel “Sang Pemimpi“ ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan bahasa.
Selain itu, alur yang dibuat maju mundur membuat pembaca penasaran dengan kejutan – kejutan, kejadian, dan suasana di setiap mozaiknya. Kemampuan Andrea dalam mendeskripsikan suasana di Pulau Belitong yang terkesan pedalaman juga membuat pembaca terlarut dalam jalan ceritanya. Jalan cerita yang mampu menghipnotis pembaca agar ikut dalam mimpi para pemuda Belitong ini. Selain itu, kelebihan lain di novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter – karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
Novel “Sang Pemimpi” adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat anda percaya pada tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, dan terlebih percaya pada Tuhan. Dimulai dari kisah kehidupan tiga pemuda Belitong, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang punya impian kuliah di Perancis, menginjakkan kaki di altar suci Almamater Sorbonne dan mengelilingi Eropa hingga Afrika. Mereka menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main. Mereka tinggal mandiri di los sewaan di Magai, dengan bekerja sebagai kuli ngambat agar tetap hidup sambil belajar.
Ikal sempat pesimis ketika menyadari realita kehidupannya kini sangat mustahil jika dia mampu kuliah di Perancis.  Namun Arai tetap mengalirkan kata – kata motivasi pada Ikal. “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati… Mungkin setelah tamat SMA kita hanya mendulang timah atau kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib.”. (Hal.153) Benar saja yang dikatakan Arai. Walaupun banyak rintangan seperti harus merantau ke Pulau Jawa dan luntang-lantung di Bogor, pada akhirnya Ikal dan Arai bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi di Universite’ de Paris, Sorbonne, Perancis.
Andrea Hirata lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya Ekonomi, ia amat menggemari sains-fisika, kimia, biologi, astronomi, dan tentu saja sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah novel – novel best seller “Laskar Pelangi” dan “Sang Pemimpi”. Andrea lebih mengindentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di KyeGompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite’ de Paris Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi  pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung. Hobinya naik komidi putar. Kini Andrea bekerja di PT. Telkom.
Memang sulit untuk menemukan kelemahan dalam sebuah novel best seller. Namun, sampul depan novel “Sang Pemimpi” ini kurang menarik dan kurang menggambarkan bagian dalam atau ceritanya. Selain itu lembaran – lembaran kertas juga mudah terlepas mungkin karena kurang kuatnya jilidan novel ini.
Meskipun demikian, novel “Sang Pemimpi” ini tetap layak dibaca. Jadi kawan-kawan semua baik yang gemar membaca novel ataupun tidak, dirasa sangat perlu untuk menikmati karya Andrea Hirata yang satu ini, sebab dari novel ini kita akan mendapat inspirasi dan motivasi  untuk melangkah demi meraih kesuksesan.

  Brigita Riesty Anggraini


RESENSI NOVEL


Hai, kawan....mungkin kalian udah ga asing dengan istilah resensi.
Postingan kali ini akan membahas tentang Resensi.

Resensi  adalah ulasan atau penilaian mengenai suatu karya, baik itu buku, film, novel, cerpen, atau karya lain.
Prinsip-prinsip Penulisan Resensi:
1.     Judul resensi
2.     Identitas karya
- Judul buku
- Pengarang
-Penerbit
- Terbit
- Tebal
3.     Paragraf pendahuluan
Amanat dalam cerita
4.     Keunggulan
5.     Kelemahan
6.     Kepengarangan
7.     Sinopsis
8.     Ajakan untuk menikmati karya
9.     Nama penulis resensi


 Ini salah satu contoh resensi novel:


  
Kekuatan Mimpi Pemuda Belitong

Judul Novel          : Sang Pemimpi
Penulis        : Andrea Hirata
Penerbit      : PT. Bentang Pustaka
Cetakan      : Cetakan kedua puluh empat, November 2008
Terbit                    : November 2008
Tebal Buku : x + 292 halaman

“ Kita tak’kan pernah mendahului nasib! “ teriak Arai. “ Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajah Eropa sampai Afrika! Apapun yang terjadi.” Itulah sepenggal kalimat yang kita temui dalam novel “Sang Pemimpi” ini. Kalimat itu seakan - akan memotivasi kita untuk tidak menyerah menggapai mimpi, meskipun  kenyataannya mimpi itu mustahil. Jadi, tetaplah berjuang menggapai mimpi sebab dari mimpilah, kita akan meraih sebuah kesuksesan.
Sangat inspiratif! Begitulah kesan yang ditorehkan Andrea Hirata dalam novel keduanya ini, setelah novel ”Laskar Pelangi”. Andrea Hirata memang piawai dalam hal sastra, terlihat dari gaya bahasa dan alur yang dikemas begitu apik. Banyak pula istilah-istilah berbahasa Melayu di novel ini, namun setelah itu ada penjelasan dari istilah tersebut, sehingga pembaca juga bertambah wawasannya. Sehingga bisa dikatakan Novel “Sang Pemimpi“ ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan bahasa.
Selain itu, alur yang dibuat maju mundur membuat pembaca penasaran dengan kejutan – kejutan, kejadian, dan suasana di setiap mozaiknya. Kemampuan Andrea dalam mendeskripsikan suasana di Pulau Belitong yang terkesan pedalaman juga membuat pembaca terlarut dalam jalan ceritanya. Jalan cerita yang mampu menghipnotis pembaca agar ikut dalam mimpi para pemuda Belitong ini. Selain itu, kelebihan lain di novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter – karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
Novel “Sang Pemimpi” adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat anda percaya pada tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, dan terlebih percaya pada Tuhan. Dimulai dari kisah kehidupan tiga pemuda Belitong, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang punya impian kuliah di Perancis, menginjakkan kaki di altar suci Almamater Sorbonne dan mengelilingi Eropa hingga Afrika. Mereka menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main. Mereka tinggal mandiri di los sewaan di Magai, dengan bekerja sebagai kuli ngambat agar tetap hidup sambil belajar.
Ikal sempat pesimis ketika menyadari realita kehidupannya kini sangat mustahil jika dia mampu kuliah di Perancis.  Namun Arai tetap mengalirkan kata – kata motivasi pada Ikal. “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati… Mungkin setelah tamat SMA kita hanya mendulang timah atau kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib.”. (Hal.153) Benar saja yang dikatakan Arai. Walaupun banyak rintangan seperti harus merantau ke Pulau Jawa dan luntang-lantung di Bogor, pada akhirnya Ikal dan Arai bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi di Universite’ de Paris, Sorbonne, Perancis.
Andrea Hirata lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya Ekonomi, ia amat menggemari sains-fisika, kimia, biologi, astronomi, dan tentu saja sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah novel – novel best seller “Laskar Pelangi” dan “Sang Pemimpi”. Andrea lebih mengindentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di KyeGompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite’ de Paris Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi  pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung. Hobinya naik komidi putar. Kini Andrea bekerja di PT. Telkom.
Memang sulit untuk menemukan kelemahan dalam sebuah novel best seller. Namun, sampul depan novel “Sang Pemimpi” ini kurang menarik dan kurang menggambarkan bagian dalam atau ceritanya. Selain itu lembaran – lembaran kertas juga mudah terlepas mungkin karena kurang kuatnya jilidan novel ini.
Meskipun demikian, novel “Sang Pemimpi” ini tetap layak dibaca. Jadi kawan-kawan semua baik yang gemar membaca novel ataupun tidak, dirasa sangat perlu untuk menikmati karya Andrea Hirata yang satu ini, sebab dari novel ini kita akan mendapat inspirasi dan motivasi  untuk melangkah demi meraih kesuksesan.

  Brigita Riesty Anggraini


RESENSI NOVEL


Hai, kawan....mungkin kalian udah ga asing dengan istilah resensi.
Postingan kali ini akan membahas tentang Resensi.

Resensi  adalah ulasan atau penilaian mengenai suatu karya, baik itu buku, film, novel, cerpen, atau karya lain.
Prinsip-prinsip Penulisan Resensi:
1.     Judul resensi
2.     Identitas karya
- Judul buku
- Pengarang
-Penerbit
- Terbit
- Tebal
3.     Paragraf pendahuluan
Amanat dalam cerita
4.     Keunggulan
5.     Kelemahan
6.     Kepengarangan
7.     Sinopsis
8.     Ajakan untuk menikmati karya
9.     Nama penulis resensi


 Ini salah satu contoh resensi novel:


  
Kekuatan Mimpi Pemuda Belitong

Judul Novel          : Sang Pemimpi
Penulis        : Andrea Hirata
Penerbit      : PT. Bentang Pustaka
Cetakan      : Cetakan kedua puluh empat, November 2008
Terbit                    : November 2008
Tebal Buku : x + 292 halaman

“ Kita tak’kan pernah mendahului nasib! “ teriak Arai. “ Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajah Eropa sampai Afrika! Apapun yang terjadi.” Itulah sepenggal kalimat yang kita temui dalam novel “Sang Pemimpi” ini. Kalimat itu seakan - akan memotivasi kita untuk tidak menyerah menggapai mimpi, meskipun  kenyataannya mimpi itu mustahil. Jadi, tetaplah berjuang menggapai mimpi sebab dari mimpilah, kita akan meraih sebuah kesuksesan.
Sangat inspiratif! Begitulah kesan yang ditorehkan Andrea Hirata dalam novel keduanya ini, setelah novel ”Laskar Pelangi”. Andrea Hirata memang piawai dalam hal sastra, terlihat dari gaya bahasa dan alur yang dikemas begitu apik. Banyak pula istilah-istilah berbahasa Melayu di novel ini, namun setelah itu ada penjelasan dari istilah tersebut, sehingga pembaca juga bertambah wawasannya. Sehingga bisa dikatakan Novel “Sang Pemimpi“ ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan bahasa.
Selain itu, alur yang dibuat maju mundur membuat pembaca penasaran dengan kejutan – kejutan, kejadian, dan suasana di setiap mozaiknya. Kemampuan Andrea dalam mendeskripsikan suasana di Pulau Belitong yang terkesan pedalaman juga membuat pembaca terlarut dalam jalan ceritanya. Jalan cerita yang mampu menghipnotis pembaca agar ikut dalam mimpi para pemuda Belitong ini. Selain itu, kelebihan lain di novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter – karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
Novel “Sang Pemimpi” adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat anda percaya pada tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, dan terlebih percaya pada Tuhan. Dimulai dari kisah kehidupan tiga pemuda Belitong, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang punya impian kuliah di Perancis, menginjakkan kaki di altar suci Almamater Sorbonne dan mengelilingi Eropa hingga Afrika. Mereka menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main. Mereka tinggal mandiri di los sewaan di Magai, dengan bekerja sebagai kuli ngambat agar tetap hidup sambil belajar.
Ikal sempat pesimis ketika menyadari realita kehidupannya kini sangat mustahil jika dia mampu kuliah di Perancis.  Namun Arai tetap mengalirkan kata – kata motivasi pada Ikal. “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati… Mungkin setelah tamat SMA kita hanya mendulang timah atau kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib.”. (Hal.153) Benar saja yang dikatakan Arai. Walaupun banyak rintangan seperti harus merantau ke Pulau Jawa dan luntang-lantung di Bogor, pada akhirnya Ikal dan Arai bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi di Universite’ de Paris, Sorbonne, Perancis.
Andrea Hirata lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya Ekonomi, ia amat menggemari sains-fisika, kimia, biologi, astronomi, dan tentu saja sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah novel – novel best seller “Laskar Pelangi” dan “Sang Pemimpi”. Andrea lebih mengindentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di KyeGompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite’ de Paris Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi  pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung. Hobinya naik komidi putar. Kini Andrea bekerja di PT. Telkom.
Memang sulit untuk menemukan kelemahan dalam sebuah novel best seller. Namun, sampul depan novel “Sang Pemimpi” ini kurang menarik dan kurang menggambarkan bagian dalam atau ceritanya. Selain itu lembaran – lembaran kertas juga mudah terlepas mungkin karena kurang kuatnya jilidan novel ini.
Meskipun demikian, novel “Sang Pemimpi” ini tetap layak dibaca. Jadi kawan-kawan semua baik yang gemar membaca novel ataupun tidak, dirasa sangat perlu untuk menikmati karya Andrea Hirata yang satu ini, sebab dari novel ini kita akan mendapat inspirasi dan motivasi  untuk melangkah demi meraih kesuksesan.

  Brigita Riesty Anggraini